Senin, 02 Mei 2011

analisis perwatakan tokoh dalam novel.

TOKOH
Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan pengertian tokoh dalam karya sastra khususnya prosa cerita (novel, cerpen, hikayat, dongeng). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa yang namanya tokoh dalam karya sastra adalah sosok yang benar-benar mengambil peran dalam cerita tersebut. Atau kalau kita buat sebuah perbandingan, jika naskah tersebut akan dimainkan atau difilmkan, sosok tersebut membutuhkan aktor (pemain).
            Dengan melihat definisi di atas, kita dapat melihat bahwa tokoh dalam cerita memiliki variasi fungsi atau peran mulai dari peran utama, penting, agak penting, sampai sekedar penggembira saja. Perbedaan peran inilah yang menjadikan tokoh mendapat predikat sebagai tokoh utama (sentral), tokoh protagonis, antagonis, peran pembantu utama (tokoh andalan), tokoh tidak penting (figuran), dan tokoh penggembira (lataran).Mungkin kita sering menemukan tokoh-tokoh dalam cerita kartun Jepang, atau komik. Misalnya Ultraman, Satria Baja Hitam, atau Doraemon. Tokoh-tokoh tersebut hanya memiliki satu perwatakan. Ini adalah tokoh-tokoh sederhana, datar. Namun pasti kita perna melihat film Titanic, Troy, atau sinetron Intan di mana perwatakan tokoh-tokohnya disajikan secara lebih lengkap, memiliki perkembangan tokoh secara manusiawi (bandingkan dengan tipe pertama tadi, seperti robot). Tokoh-tokoh seperti ini sering disebut sebagai tokoh bulat, tokoh komplek. Berikut ini penjelasan yang lebih ”sulit” dalam kacamata ilmu sastra!Yang dimaksud dengan tokoh adalah individu ciptaan/rekaan pengarang yang mengalami peristiwa-peristiwa atau lakukan dalam berbagai peristiwa cerita. Pada umumnya tokoh berwujud manusia, dapat pula berwujud binatang atau benda yang diinsankan.
Berdasarkan fungsi tokoh dalam cerita, tokoh dapat dibedakan menjadi dua yaitu tokoh sentral dan tokoh bawahan. Tokoh sentral adalah tokoh yang banyak mengalami peristiwa dalam cerita. Tokoh sentral dibedakan menjadi dua, yaitua.       Tokoh sentral protagonis. Tokoh sentral protagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan positif atau menyampaikan nilai-nilai pisitif.b.      Tokoh sentral antagonis. Tokoh sentral antagonis adalah tokoh yang membawakan perwatakan yang bertentangan dengan protagonis atau menyampaikan nilai-nilai negatif.Tokoh bawahan adalah tokoh-tokoh yang mendukung atau membantu tokoh sentral. Tokoh bawahan dibedakan menjadi tiga, yaitua.       Tokoh andalan. Tokoh andalan adalah tokoh bawahan yang menjadi kepercataan tokoh sentral (protagonis atau antagonis).b.      Tokoh tambahan. Tokoh tambahan adalah tokoh yang sedikit sekali memegang peran dalam peristiwa cerita.c.       Tokoh lataran. Tokoh lataran adalah tokoh yang menjadi bagian atau berfungsi sebagai latar cerita saja. Berdasarkan cara menampikan perwatakannya, tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua, yaitu a.  Tokoh datar/sederhana/pipih. Yaitu tokoh yang diungkapkan atau disoroti dari satu segi watak saja. Tokoh ini bersifat statis, wataknya sedikit sekali berubah, atau bahkan tidak berubah sama sekali (misalnya tokoh kartun, kancil, film animasi).b.      Tokoh bulat/komplek/bundar. Yaitu tokoh yang seluruh segi wataknya diungkapkan. Tokoh ini sangat dinamis, banyak mengalami perubahan watak. 
PENOKOHAN
Sebenarnya tokoh yang kita ciptakan ditentukan oleh perwatakan yang kita berikan pada tokoh tersebut. Mungkin saja nama tokohnya sama, tetapi ketika kita beri perwatakan yang berbeda, maka tokoh tersebut akan menjadi berbeda. Pemberian watak tokoh ini merupakan seni tersendiri, yaitu seni ”mencipta” manusia. Mengapa begitu? Karena dengan memberikan perwatakan seperti yang kita inginkan kita menciptakan ”manusia baru” dalam dunia yang kita ciptakan, yaitu ”dunia fiksi”.
Pengaturan pemberian watak tokoh membutuhkan keahlian tersendiri agar cerita kita berjalan menarik. Pemberian watak tokoh harus berhubungan dengan peran tokoh tersebut dalam cerita yang kita buat. Tentu tidak bijaksana kalau tokoh yang dimaksud hanyalah tokoh figuran kok kita beri perwatakan begitu lengkap. Sebaliknya tokoh utama kita hanya kita beri perwatakan kasar, kurang detail. Ini juga tidak tepat.
 Bagaimana menciptakan perwatakan tokoh? Ada beberapa metode. Panuti Sudjiman dalam bukunya Memahami Cerita Rekaan menyajikan tiga metode penyajian watak tokoh, yaitua.      Metode analitis/langsung/diskursif. Yaitu penyajian watak tokoh dengan cara memaparkan watak tokoh secara langsung. Yang dimaksud memaparkan secara langsung di sini adalah kita secara langsung menyebutkan watak tokoh kita. Misalnya Paijo adalah seorang petani desa yang sangat penyabar, suka beribadat, dan banyak amalnya. Hari-hari yang dia lewati hanyalah bekerja di ladang, maklumlah ia seorang pekerja keras. dstb.      Metode dramatik/taklangsung/ragaan. Yaitu penyajian watak tokoh melalui pemikiran, percakapan, dan lakuan tokoh yang disajikan pengarang. Bahkan dapat pula dari penampilan fisiknya serta dari gambaran lingkungan atau tempat tokoh. MisalnyaKakinya,… lihatlah kakinya yang kuat itu. Banyak bulu tumbuh subur di kakinya. Kulitnya agak kehitam-hitaman mungkin terlalu lama dibakar matahari. Anting-anting pada telinga kirinya merupakan tanda bahwa ia bagian dari kelompok tertentu. dstc.       Metode kontekstual. Yaitu penyajian watak tokoh melalui gaya bahasa yang dipakai pengarang. Yang dimaksud gaya bahasa pengarang adalah cara pengarang menceritakan tokoh tersebut, jadi bukan gaya bahasa atau kata-kata yang dipakai oleh tokoh tersebut dalam bercerita. Misalnya Ia buas bagai singa. Matanya nanar setiap kali melihat mangsanya mendekat. Tapi sebaliknya sayu ketika menyaksikan perempuan memelas di hadapannya. Sedangkan  Jakob Sumardjo dan Saini KM., ada lima cara menyajikan watak tokoh, yaitua.       Melalui apa yang dibuatnya, tindakan-tindakannya, terutama abagaimana ia bersikap dalam situasi kritis.b.      Melalui ucapana-ucapannya. Dari ucapan kita dapat mengetahui apakah tokoh tersebut orang tua, orang berpendidikan, wanita atau pria, kasar atau halus.c.       Melalui penggambaran fisik tokoh.d.      Melalui pikiran-pikirannyae.       Melalui penerangan langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar